Minggu, 28 Agustus 2011

Pizza Mie ---> buatan sendiri loooh ^^


Bahan: 
·         Mie instant goreng
·         2 butir telur
·         Minyak secukupnya
·         Daun bawang & cabe rawit (kalau suka) iris tipis
Cara Membuat:
·         Masak mie goreng seperti biasa
·         Sambil menunggu mie matang, kocok telur di mangkuk besar, beserta daun bawang dan cabe rawit
·         Setelah mie matang, dinginkah beberapa menit
·         Masukkan mie goreng ke dalam adonan telur, aduk rata
·         Tuang adonan ke dalam minyak panas, bolak balik, tapi jangan sampai hancur.
·         Setelah matang, letakkan di piring saji dan potong menjadi 6 bagian (seperti potongan pizza), tuang saus tomat/cabe diatasnya, hiasi dengan tomet dan selada
·         Bisa dimakan buat cemilan maupun teman makan nasi, selamat mencoba..

:)

alhamdulillah.. sabtu yang indah..
:)
tidak bisa berhenti tersenyum..
:)
gapapa lah yaa, senyum kan ibadah..
:)
i just wanna share that i'm exactly absolutely happy..
:)))))

Sabtu, 27 Agustus 2011

Perangkap Gadget


Manusia adalah makhluk sosial, hal ini tidak bisa dipungkiri. Zaman dahulu, para manusia memang bersosial secara nyata, bergabung dengan rekan sosialnya, bercengkrama, saling mengunjungi. Zaman sekarang, bersosial bukan lagi harus bertatap muka dan berjabat tangan. Ada gadget yang katanya bisa membantu manusia zaman sekarang untuk bersosial.
DI stasiun, terminal, mal, masjid, kantor, jalanan, hampir semua orang terpaku pada gadgetnya masing-masing. Bersosial katanya. Facebook, twitter, chatting, sms, dll. Mereka akan merasa senang untuk dapat terus terhubung dengan kenalan lamanya. Kadang saya pun juga begitu. Lalu saya mulai melihat sekeliling, semua sama kok, terpaku pada handphone masing-masing.
Hey, ada yang tidak beres sepertinya. Saya pun berandai-andai. Apa jadinya dunia ini jika semua orang begitu terpaku pada gadgetnya? Mungkin mereka tak akan saling sapa lagi. Mungkin mereka akan berjalan sambil menunduk, sambil mengetik ini itu pada gadget masing-masing. Mungkin sepasang saudara yang sudah lama tidak bertemu, akan menjadi canggung ketika bertemu, dan merasa lebih baik mereka berhubungan via gadget saja. Namun pikiran saya ini sedikit terbantahkan karena saya melihat disekeliling kita masih ada generasi lama yang tidak terpaku pada gadget, atau bahkan tidak kenal gadget yang canggih.
Huff, mungkin kita harus sedikit merubah gaya hidup kita yang katanya modern. Kita bisa tetap menggunakan gadget kesayangan, tapi tetap jangan abaikan dunia disekitar kita. Buka mata kita pada kehidupan sosial yang nyata. Mungkin saja yang duduk disebelah kita saat di angkot ternyata adalah teman dekat ayah kita. Dan jangan sekali-kali merasa bahwa rasa kangen akan dengan segera tersalurkan jika kita menelpon, atau bahkan teleconference orang yang merindukan kita. Yaah, agaknya benar kata-kata para ibu terhadap anaknya di perantauan “Nak, ibu ndak mau denger suaramu lewat telpon. Ibu juga gak terlalu butuh kiriman uang hasil kerjamu. Yang ibu mau, kamu luangkan waktu menemui ibumu, ibu pengen ngelus gundhulmu…” Adakah gadget yang bisa membantu sang ibu mengelus kepala anaknya dari jarak jauh? Saya rasa tidak ada… :’)

Bawahan yang baik dan atasan yang baik

Menjadi anak buah yang baik adalah batu loncatan bagi perkembangan jabatan dalam karir maupun berorganisasi kita. Emangnya siapa sih yang mau jadi anak buah melulu? Semua orang juga pasti pengen berkembang, pengen punya anak buah juga. Nah sebelumnya kita harus evaluasi diri dulu, apakah selama ini kita sudah jadi bawahan yang baik belum. Ehm, menurut beberapa pengamatan saya, berikut ini adalah beberapa kriteria anak buah yang baik namun tidak ‘murahan’:

Jumat, 26 Agustus 2011

Sang Pemberani dan Sang Ksatria


"Setiap manusia di dunia pasti punya kesalahan
Tapi hanya sang pemberani yang mau mengakui
Setiap manusia di dunia pasti pernah sakit hati
Hanya yang berjiwa ksatria yang mau memaafkan…"

Lagu ini spontan mengalun di pikiranku ketika aku merasa memiliki kesalahan atau sedang merasa sakit hati pada seseorang. Yaaah, siapa sih yang gak pernah punya salah? Malaikat kali yaa… Siapa juga yang gak pernah sakit hati? Semua juga pasti pernah merasa marah, sebal atau bahkan benci sama seseorang.

Rabu, 24 Agustus 2011

Hobi Belanja


Minggu lalu aku pergi ke salah satu mall bersama adikku. Mencari alas kaki untuk adikku karena minggu yang sebelumnya saat aku pergi dengan sepupuku ke mall yang satunya lagi kami tidak menemukan alas kaki untuk adikku itu. Rasanya hampir setiap minggu aku pergi ke mall deh. Hmmm. Gak juga bisa dibilang boros karena memang aku membeli apa yang menurutku perlu dibeli. Baju lebaran untuk adik-adikku serta sandal baruku sebagai pengganti sandal yang sudah putus, gak salah kan? Lagipula, layaknya para cewek *ngaku juga, hhahaha* aku emang seneng jalan-jalan ke mall. Meskipun gak beli apa-apa, tapi rasanya tetep seneng kok. Melihat-lihat koleksi baju terbaru. Menengok model sepatu teranyar. Memantau *nggak juga sih* model hape yang lagi trend. Numpang baca *meskipun cuma di sampul belakang* buku-buku best seller terkini. Yaa, meskipun gak beli, aku senang kok jalan-jalan ke mall, sekalian olahraga kan yaa? Hehehe, mulai ngeles.. Pokoknya aku merasa gak ada salahnya kok jalan-jalan ke mall, siapa tau ada barang yang murah dan bagus.
Sampai suatu hari, dalam perjalanan pulang kerja ke mess di cikarang aku mendengar siaran radio muslim, mungkin acara semacam renungan atau kata-kata mutiara. Awalnya aku tak terlalu memperhatikan isi materinya sampai suatu ketika aku ‘tertohok’ dengan satu kalimat saja. Seandainya umat muslim di hari-hari terakhir bulan Ramadhan ini memenuhi masjid laksana lautan manusia yang memenuhi pusat perbelanjaan menjelang lebaran”. Sumpah, aku sangat tertohok sekali dengan kalimat itu.
Belum lagi dengan kata-kata sesudahnya. Huweeee, maluuu rasanya sama diri sendiri. Puasa adalah ibadah yang seharusnya membuat kita memiliki empati terhadap kalangan tak berpunya. Merasakan bagaimana lapar dan hausnya mereka. Terkadang dalam hati aku berjanji untuk sungguh-sungguh tidak akan buang-buang makanan lagi, beli makanan secukupnya aja. Aku juga jadi tau rasanya “ngiler” ngeliat orang lain makan saat kita puasa. Aku jadi ngerti kenapa kita gak boleh terlalu bermewah-mewah dan berlebihan dalam urusan makan. Coba aja bayangin kalau kalian adalah kalangan tak berpunya. Di saat kalian berlelah-lelah mandi matahari dengan perut keroncongan, lalu kalian melihat di depan mata ada anak-anak muda sok gaya yang nenteng hape kiri kanan sambil makan kentang goreng yang katanya cuma ngemil dan GAK DIHABISIN pula, dibuang ke tong sampah, lalu mereka ke dalam lagi dan beli es krim. Owww, pasti sakit mengetahui bahwa kenyataannya ada orang yang makan karena memang BUTUH dan ada pula yang bisa seenaknya makan hanya karena INGIN. Itu baru masalah makanan yaa. Belum masalah yang lain. Pakaian. Kendaraan. Perbuatan. Sikap. Awwww, tertohok sekali rasanya, begitu buruk diriku. Ayo Sitiiii, kau harus berubah. Katanya tagline 21 adalah lembut dan bijaksana? Heuuuuu, semangaaat…!
Jadi gimana, masih hobi belanja? Nggak yaaa…. (amiiiiin) >,< !

Cerita Anak Domba


Di suatu peternakan hiduplah anak domba bersama kakak-kakaknya, adik-adiknya, dan ibunya. Anak domba ini sangat lucu dan baik hati. Ia selalu memberikan pak tani bulu-bulu terbaiknya. Di antara semua ternak yang dimiliki pak tani, anak domba ini tergolong yang paling tidak pernah berbuat hal yang aneh-aneh. Anak domba selalu berusaha menjadi anak yang baik bagi ibunya, adik yang penurut bagi kakak-kakaknya, kakak yang baik bagi adiknya, dan teman ‘sepeternakan’ yang baik bagi ternak yang lain.

Pada suatu hari, pak tani sekeluarga pergi ke kota selama 4 hari. Bagi ternak seperti domba, mereka mampu menemukan makanannya sendiri karena mereka dilepas di tanah lapang penuh rumput yang diberi pagar kokoh dan tinggi sehingga tidak ada hewan liar lain yang akan memangsa mereka. Namun tidak bagi kucing. Ditinggal begitu saja disaat ia seharusnya mendapat makan.

Sabtu, 20 Agustus 2011

Permainan (?)

Berkelana di dunia maya (lagi), kali ini dengan topik permainan catur. Ternyata banyak yang menyangkutkan permainan catur dengan kepemimpinan.

Menurutku, setiap orang adalah raja bagi ‘papan hitam putih’ kehidupannya. Ada beberapa raja yang senang untuk menghabisi lawan sebanyak mungkin untuk memenangkan permainan. Ini namanya kekanak-kanakan. Semakin banyak yang ia makan, maka ia akan semakin senang, tak peduli bahwa sebenarnya ia juga banyak kehilangan ‘punggawa kerajaan’. Sedangkan raja yang bijak, ia mengetahui sepenuhnya betapa berarti seluruh komponen ‘kerajaan’ yang ia miiliki, pion sekalipun tak kan ia korbankan sia-sia. Ia akan mencoba menyerang langsung raja lawan, tanpa menjatuhkan banyak korban. Permainan seperti ini tentu membuat yang menonton berdecak kagum. Yaa, ia bisa menaklukkan lawan sekaligus melindungi ‘pasukan’nya, hebat bukan?

yeah,, it's begin

Memulai hal baru bukan berarti aku melupakan hal lama. Seperti membuka blog ini, bukan berarti aku melupakan tumblr ku. Ia akan tetap menjadi 'gudang galau' ku. Ia tetap berguna menyalurkan pikiran kusutku. Sedangkan blog yang baru, ia kubuat bukan tanpa alasan, bukan sekedar iseng. Aku ingin kembali mengasah kemampuan menulisku. Menyalurkan pemikiran-pemikiranku atas fenomena yang kuamati. Atau sekedar menuangkan anggapan yang awam atas sesuatu yang berkelebat di benakku.
So, it's begin...!

Happy Cat Kaoani