Sabtu, 04 Juni 2016

puisi: galau atau gombal? hmmmm

Sebenarnya dari duluuuuu sekali aku (sok-sok) suka puisi. Selalu terkagum melihat sajak-sajak pujangga. Selalu terkesima setiap membaca pilihan kata yang tersusun sejuta makna. Seperti tersihir dengan kata-kata yang begitu mengalir. Maka aku pun mulai iseng corat-coret sana-sini. Korban terbanyak saat ini sih dari kalangan buku pelajaran dan buku kuliah hahhahaha. Hampir semua mata pelajaran / mata kuliah tak luput dari coretan gaje.

Pengen sih diseriusin, belajar berpuisi, perdalam teknik pemilihan diksi, dll. Apalagi kalau sampai bisa nerbitin buku (hahay, ngayal banget yg ini. fix). Tapi selama ini yg kulihatkan yaa tulis-menulis random, atau yg paling banter yaa ikut lomba-lomba. hahhaahah. Berpuisi cuma selingan, dicoret ala kadarnya, spontan, bahkan kadang tidak disimpan apalagi dipublikasikan ahhahha. Entah mengapa sepertinya puisi sering diasosiasikan dengan galau atau bahkan gombal. Belum lagi kalau misterius tanpa penjelasan, puisi cinta dikira jatuh cinta, puisi patah hati dikira mau mati.
Well, mau coba se gombal apa? ;)
"Maaf aku telah lancang menyebut namamu di setiap doa malamku
anggap saja itu balas dendam
karena kau pun telah begitu kejam melontarkan cinta di hatiku..."
Mau coba se galau apa? ;)
"Terima kasih sudah bersedia menghias hatiku dengan warna
meskipun ku tau kelak akhirnya kau pergi juga
setidaknya jejakmu di kenanganku begitu nyata..."
;)
cinta memang bahan yg tak pernah ada habisnya untuk dibahas. (aihhh, jadi pengen jatuh cinta hahaha ;) )


















1 komentar :

Happy Cat Kaoani