Dahulu kala di suatu
desa hiduplah kakak-beradik yang baik hati. Mereka selalu akrab, giat bekerja,
dan saling menyayangi satu sama lain. Singkat cerita, mereka menjadi petani
yang paling bagus hasil panennya di desa itu.
Suatu hari ketika
panen, sang kakak berpikir untuk memberikan sekarung beras kepada adiknya.
“Adikku pasti butuh biaya banyak untuk pernikahannya bulan depan. Kalau aku
beri secara terang-terangan dia pasti menolak, maka aku selundupkan saja satu
karung ke gudangnya. Pasti tidak kentara.” Jadilah malam itu sang kakak
mengendap-endap ke gudang sang adik untuk memberikan sekarung beras.
Keesokan harinya
setelah ia menjual beberapa karung beras kepada saudagar, sang kakak menghitung
kembali beras-berasnya. Ternyata jumlahnya kelebihan satu karung dari yang
seharusnya. Ia menganggap kelebihan tersebut adalah pemberian Yang Maha Kuasa.
“Akan kuberikan satu karung tambahan ini kepada adikku. Semoga ini cukup
membantu hidupnya.” Malam itu pun, lagi-lagi sang kakak ke gudang sang adik
untuk menyelundupkan beras. Namun ternyata keesokan harinya, setelah ia menjual
beberapa berasnya, lagi-lagi ia mendapati jumlah berasnya kelebihan satu karung
dari yang seharusnya. Maka seperti malam sebelumnya, ia berniat menyelundupkan
kembali satu karung beras tersebut ke gudang adiknya.
Malam yang gelap
gulita saat ia berjalan menuju gudang adiknya, tiba-tiba ia melihat sekelebat
bayangan orang membawa karung beras dari gudang sang adik. “Jangan-jangan itu
pencuri. Harus aku ikuti.” Ternyata bayangan yang ia sangka pencuri itu juga
masuk ke gudang miliknya, dan orang tersebut ternyata adalah adiknya.
“Apa yang kau
lakukan adikku?” sang kakak kaget melihat adik meletakkan sekarung beras di
gudangnya.
“Kakak?” sang adik
juga kaget melihat kakaknya malam-malam begini diluar dan memanggul karung
beras.
“Aku pikir kau
pencuri. Ternyata kau yang selama ini meletakkan sekarung beras di gudangku.”
“Aku berpikir kakak
lebih butuh beras ini dibandingkan aku, karena kakak telah berkeluarga
sedangkan aku belum. Tapi ternyata kakak lah yang selama ini meletakkan
sekarung beras di gudangku.”
“Menurutku kau akan
lebih membutuhkannya karena kau akan segera melangsungkan pernikahan.”
Kakak beradik itu
saling tersenyum melihat kebaikan saudaranya.
^___^
Tidak ada komentar :
Posting Komentar